"NTT tidak kekurangan ternak, yang kurang adalah strategi untuk membuatnya melompat ke level industri"
Oleh
Dr.drh.Petrus Malo Bulu,MVSc
Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak lama dikenal sebagai salah satu lumbung ternak nasional, terutama dalam produksi sapi potong. Kondisi geografis yang didominasi padang savana, tradisi masyarakat yang lekat dengan budaya beternak, serta dukungan kebijakan pemerintah menjadi modal kuat untuk mengembangkan peternakan sapi potong di daerah ini. Namun, potensi besar tersebut belum sepenuhnya tergarap optimal.
Produksi sapi potong di NTT berkontribusi signifikan terhadap pasokan nasional, terutama untuk memenuhi kebutuhan daging di wilayah-wilayah besar seperti Jabodetabek. Dengan populasi sapi yang cukup besar, NTT seharusnya mampu menjadi sentra ekspor daging, bukan hanya pemasok ternak hidup. Namun, berbagai tantangan seperti kualitas pakan yang terbatas, sistem pemeliharaan tradisional, dan lemahnya akses pasar, masih menjadi penghambat utama.
Untuk meningkatkan produktivitas, pendekatan baru perlu diterapkan. Pemanfaatan teknologi pakan, seperti penggunaan hijauan berkualitas dan silase, harus lebih diperkenalkan kepada peternak lokal. Selain itu, program inseminasi buatan perlu diperluas untuk meningkatkan mutu genetik sapi NTT. Pengembangan koperasi peternak, akses pembiayaan, serta pelatihan manajemen peternakan modern juga mutlak diperlukan.
Di sisi lain, pembangunan infrastruktur pendukung, seperti jalan produksi dan fasilitas pengolahan daging, harus menjadi prioritas. Dengan demikian, nilai tambah dari sektor peternakan bisa lebih banyak dinikmati masyarakat lokal, bukan sekadar mengirimkan ternak hidup ke luar daerah.
Potensi pengembangan peternakan sapi potong di NTT adalah peluang emas untuk mendorong kesejahteraan rakyat dan memperkuat ketahanan pangan nasional. Sinergi antara pemerintah, swasta, akademisi, dan masyarakat menjadi kunci agar NTT benar-benar menjadi pusat industri sapi potong di Indonesia.
Sudah saatnya potensi besar ini diubah menjadi kekuatan ekonomi nyata. Dengan strategi yang tepat, NTT bisa bukan hanya menjadi lumbung ternak, tetapi juga motor pertumbuhan ekonomi Indonesia Timur.
0 comments:
Posting Komentar